Breaking News
"Berita" adalah sajian informasi terkini yang mencakup peristiwa penting, fenomena sosial, perkembangan ekonomi, politik, teknologi, hiburan, hingga bencana alam, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Kontennya disusun berdasarkan fakta dan disampaikan secara objektif, akurat, dan dapat dipercaya sebagai sumber referensi publik.
Klik Disini Klik Disini Klik Disini Klik Disini

Ajeng Kembali Mengingatkan Krayan Tak Terpinggirkan

Ajeng Kembali Mengingatkan Krayan Tak Terpinggirkan

NUNUKAN- Ajeng membangunan yang Berkeadilan, Banjir dan longsor mungkin sudah berlalu, tetapi penderitaan warga Krayan belum usai. Wilayah terpencil di Kalimantan Utara ini masih terikat oleh infrastruktur yang rusak, akses pendidikan terbatas, dan layanan kesehatan yang jauh dari memadai. Di tengah-tengahnya, suara Ajeng Wulan Sari, Ketua Mahasiswa Lundayeh Kota Tarakan, mencuat lantang mengingatkan kita semua bahwa Krayan tak boleh terus dilupakan.

Masa Kecil di Tengah Jalan Berlumpur

Sebagai putri asli Krayan, Ajeng merasakan langsung betapa beratnya kehidupan di daerah yang minim pembangunan. Ia mengenang masa kecilnya yang harus berjalan kaki berkilo-kilometer melewati jalan berlumpur hanya untuk sampai ke sekolah.

“Dulu, saat hujan, jalanan menjadi kubangan lumpur. Motor pun tidak bisa lewat. Kami harus berjuang setiap hari hanya untuk belajar,”  ujarnya dengan nada pilu.

Kini, meski sebagian jalan di Long Bawan sudah diaspal, kecamatan lain di Krayan masih terpuruk dalam keterbelakangan. Jalan rusak, jembatan ambruk, dan akses transportasi yang sulit membuat perekonomian warga stagnan.

Pendidikan dan Kesehatan Antara Harapan dan Realita

Ajeng menyoroti betapa timpangnya kondisi pendidikan di Krayan dibandingkan kota-kota besar.

“Anak-anak di kota sudah menggunakan laptop, sementara di Krayan, kami masih menggunakan papan tulis kapur. Guru pun sangat sedikit, jarak ke sekolah jauh, dan fasilitas belajar sangat terbatas,”  ungkapnya.

Tak hanya itu, layanan kesehatan juga memprihatinkan. Puskesmas yang seadanya, minimnya tenaga medis, dan sulitnya akses obat membuat warga Krayan harus menempuh perjalanan berjam-jam hanya untuk berobat.

Ajeng Kembali Mengingatkan Krayan Tak Terpinggirkan
Ajeng Kembali Mengingatkan Krayan Tak Terpinggirkan

Baca Juga : Longsor dan Banjir yang Mengancam Kehidupan Warga Krayan Selatan

Mahasiswa Krayan Siap Bergerak “Kami Tidak Akan Diam!”

Frustasi melihat lambannya pembangunan, Ajeng dan rekan-rekan mahasiswa Krayan serta komunitas Dayak bersiap menggelar aksi protes. Mereka menuntut pemerintah daerah dan pusat untuk segera mengambil tindakan.

“Kami sedang mempersiapkan aksi. Jika kami diam, tidak akan ada perubahan. Ini bukan sekedar demo, tapi seruan untuk keadilan,”  tegas Ajeng.

Ia menegaskan bahwa Krayan bukanlah daerah pinggiran yang boleh diabaikan.  “Kami bagian dari Indonesia. Kami juga berhak atas pembangunan yang layak,”  tambahnya.

Pemerintah Diminta Buktikan Janji

Ajeng mengkritik sikap pemerintah yang sering hanya mendatangi Krayan saat masa kampanye, tetapi abai setelahnya.

“Jangan hanya datang saat pemilu minta suara. Kami ingin bukti nyata! Berikan jalan yang layak, sekolah yang memadai, dan layanan kesehatan yang terjangkau,”  serunya.

Ia berharap generasi muda Krayan tidak lagi harus berjuang mati-matian hanya untuk mendapatkan hak dasar sebagai warga negara.

 Krayan Butuh Perhatian, Bukan Janji Kosong

Kisah Ajeng dan warga Krayan adalah potret nyata ketimpangan pembangunan di Indonesia. Daerah perbatasan seperti Krayan seharusnya menjadi garda terdepan negara, bukan justru terpinggirkan.

“Kami hanya ingin hidup abadi. Jika bukan sekarang, kapan lagi?”  tanya Ajeng, menggugah hati kita semua.

Aksi akan segera digelar. Sudah tiba saatnya pemerintah mendengar Krayan.

tokopedia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *