NUNUKAN- Kebakaran hebat melanda Desa Binuang, Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, pada Selasa (17/6/2025) sore. Dua rumah hangus dilalap si jago merah, termasuk rumah milik Arbet Kam dan Kam Pengiran , yang tak lain adalah Kepala Adat Besar Krayan Tengah . Peristiwa ini menimbulkan duka yang mendalam bagi warga setempat, mengingat bukan hanya bangunan yang musnah, tetapi juga seluruh harta benda, termasuk hasil panen padi yang menjadi sumber kehidupan keluarga.
Api Menyala Cepat, Warga Berjuang dengan Alat Seadanya
Menurut bukti Labo , salah seorang warga, kebakaran terjadi sekitar pukul 15.00 WITA . Api dengan cepat menjalar karena material rumah terbuat dari kayu yang mudah terbakar. Dalam hitungan menit, kobaran api telah membakar seluruh bangunan.
“ Hanya pakaian yang melekat di tubuh yang bisa diselamatkan ,” kata Labo dengan nada prihatin.
Warga berusaha mengoleksi api secara gotong royong menggunakan ember, pipa air yang dibocorkan, dan air dari kolam terdekat . Namun, upaya mereka terhenti karena tidak adanya peralatan pemadam kebakaran yang memadai .
“ Api terlalu cepat menyebar, bangunan kayu hanya tersisa puing seperti tanah ,” ungkap Daud Ipid, Kepala Desa Binuang , saat dikonfirmasi detikKalimantan.
Kerugian Materi Besar, Tiga Keluarga Mengungsi
Kebakaran yang berlangsung sekitar 45 menit ini tidak hanya menghanguskan rumah Kepala Adat, tetapi juga merusak satu rumah lain di sekitarnya. Total, tiga kepala keluarga (KK) dengan delapan jiwa terpaksa mengungsi dan saat ini menetap di rumah Kepala Desa Binuang.
Daud menyebutkan, kerugian materi sangat besar . Selain bangunan, kendaraan, surat-surat berharga, dan barang berharga lainnya ikut musnah. Yang paling memilukan adalah hasil panen padi yang seharusnya menjadi cadangan makanan keluarga selama setahun turun menjadi abu .

Baca Juga : Pemkab Nunukan Mempersiapkan Seragam Sekolah Gratis Rp 4,9 Miliar
“ Tidak ada korban jiwa, tapi kerugiannya sangat besar ,” kata Daud.
Penyebab Kebakaran Masih Misteri, Warga Mohon Bantuan Pemda
Hingga berita ini diturunkan, penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti . Pihak desa telah melaporkan kejadian ini ke kecamatan, dan informasi tersebut telah sampai ke Bupati Nunukan
Daud berharap, pemerintah daerah segera menyediakan alat pemadam kebakaran mini di setiap desa untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
” Kami butuh bantuan, terutama alat pemadam kebakaran. Jika ada alat seperti itu, mungkin api bisa lebih cepat dipadamkan sebelum merusak lebih banyak rumah ,” ujarnya.
Meski dilanda musibah, solidaritas warga Krayan tetap kuat . Beberapa tetangga telah memberikan bantuan seadanya, mulai dari pakaian hingga makanan. Namun kebutuhan jangka panjang seperti tempat tinggal, bahan makanan, dan dokumen penting masih menjadi tantangan besar bagi para korban.
“ Semoga keluarga yang terdampak diberi ketabahan dan kekuatan menghadapi musibah ini ,” tutur Daud mewakili harapan seluruh warga.
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya sistem penanggulangan kebakaran yang memadai , terutama di daerah terpencil seperti Krayan. Minimnya akses terhadap alat pemadam kebakaran, sumber udara yang terbatas, dan material rumah dari kayu membuat risiko kebakaran semakin tinggi.